Kamis, 21 Mei 2015

FILUM CHORDATA

Ciri utama filum ini adalah adanya korda dorsalis atau notokord (notochord), (Yunani: notor = punggung, chorde = tali pada alat musik) atau tali punggung. Chordata meliputi dua subfilum invertebrata, yaitu Urochordata dan Cephalochordata
Vertebrata membentuk satu subfilum dalam Filum Chordata. Beberapa ahli menyebutkan bahwa subfilum Hemichordata merupakan filum tersendiri di luar filum Chordata. Namun ada juga ahli yang mengatakan karena pada Hemichordata, Urochordata, dan Cephalochordata tidak memiliki kranium (tengkorak), mereka dimasukkan ke dalam golongan Acraniata (tanpa tengkorak), sedangkan vertebrata termasuk dalam golongan Craniata

Meskipun chordata sangat bervariasi dalam penampakannya, chordata dikelompokkan dalam satu filum melalui kehadiran empat struktur anatomis yang muncul pada suatu waktu selama masa kehidupan hewan tersebut, seringkali hanya selama perkembangan embrionik. Keempat ciri khas chordata ini adalah:

1. Notokord
Notokord adalah batang fleksibel dan longitudinal yang terdapat di antara saluran pencernaan dan tali saraf. Terdiri dari sel-sel besar penuh cairan yang terbungkus dalam jaringan serat yang agak kaku, notokord menyokong kerangka di sebagian besar panjang tubuh hewan tersebut. Notokord tetap dipertahankan pada beberapa chordata invertebrata dewasa dan vertebrata primitif dewasa. Namun, pada sebagian besar vertebrata suatu kerangka bersendi yang lebih kompleks berkembang dan hewan dewasa hanya mempertahankan sisa-sisa notokord embrionik - misalnya, sebagai bahan bergelatin pada cakram di antara di vertebra manusia. 

2. Tali saraf dorsal berlubang
Tali saraf suatu embrio chordata berkembang dari suatu lempengan ektoderm yang menggulung menjadi suatu bentuk tabung yang terletang dorsal terhadap notokordnya. Hasilnya adalah tali saraf dorsal dan berlubang yang hanya dimiliki oleh hewan chordata. Anggota filum lain memiliki tali saraf yang tidak berlubang yang umumnya terletak di bagian ventral. Tali saraf suatu embrio chordata berkembang menjadi sistem saraf pusat: otak dan sumsum tulang belakang. 

3. Celah faring
Saluran pencernaan chordata memanjang dari mulut sampai ke anus. Daerah yang terletak tepat posterior terhadap mulut adalah faring, yang membuka ke arah bagian luar hewan melalui beberapa pasang celah. Celah faring ini memungkinkan air yang masuk melalui mulut dapat keluar tanpa harus keluar melalui keseluruhan saluran pencernaan. Celah faring berfungsi sebagai alat untuk memakan suspensi pada banyak chordata invertebrata. Celah-celah tersebut telah termodifikasi untuk pertukaran gas (pada vertebrata akuatik), penyokong rahang, pendengaran, dan fungsi-fungsi lain selama evolusi vertebrata. 

4. Ekor pasca anus yang berotot
Sebagian besar chordata memiliki ekor yang memanjang ke arah yang posterior terhadap anus. Sebaliknya, sebagian besar hewan yang bukan chordata memiliki saluran pencernaan yang membentang hampir di sepanjang tubuhnya. Ekor chordata mengandung otot kerangka serta menyediakan sebagian besar gaya dorong pada banyak spesies akuatik. 

Empat Karakteristik Filum Chordata pada Embrio Manusia

SUBFILUM UROCHORDATA

Urocordata umumnya disebut tunikata. Sebagian besar tunikata adalah hewan laut yang diam menempel (sesil) pada batuan, galangan kapal, dan sampan. Tunikata yang lain hidup sebagai plankton. Beberapa spesies hidup membentuk koloni.

Air laut memasuki hewan tersebut melalui sifon arus masuk, kemudian lewat melalui celah faring ke dalam suatu ruangan yang disebut atrium, dan keluar melalui sifon arus keluar, atau atriopori. Makanan disaring dari aliran air ini oleh suatu jaringan mukus dilewatkan oleh silia ke dalam usus halus. Anus mengeluarkan isinya melalui aliran arus keluar. Keseluruhan hewan ini diselubungi oleh suatu tunik (jubah) yang terbuat dari karbohidrat mirip selulosa. Karena tunikata menyemprotkan air yang keras melalui sifon arus keluarnya ketika diganggu, maka tunikata disebut juga penyemprot laut. 

Tunikata dewasa hanya sedikit sekali menyerupai chordata. Hewan ini tidak menunjukkan adanya berkas notokord, juga tidak terdapat tali saraf atau ekor. Hanya celah faring yang memperlihatkan adanya hubungan tunikata dengan chordata lain. Akan tetapi keempat ciri khas chordata terlihat jelas dari bentuk larva beberapa kelompok tunikata. Larva berenang hingga menempel melalui kepalanya ke suatu permukaan dan mengalami metamorfosis. Saat itulah sebagian besar ciri khas hewan chordata yang dimilikinya menghilang. 

Subfilum Urochordata: (b) Hewan tunikata dewasa, (c) Larva tunikata

SUBFILUM CEPHALOCHORDATA

Chepalochordata dikenal sebagai lancelet karena bentuknya mirip mata pisau dan sangat menyerupai chordata ideal. Notokord, tali saraf dorsal berlubang, celah insang yang banyak, dan ekor pasca anus yang semuanya bertahan sampai masa dewasa. Hewan laut kecil yang hanya beberapa sentimeter panjangnya, lancelet menggeliat mundur masuk ke dalam pasir, dan hanya menampakkan ujung anteriornya.

Amphioxus lanceolatus = Branchiostoma lanceolatus

Suatu jaringan mukus yang tersembunyi di sepanjang celah faring menjerat partikel makanan kecil dari air laut yang ditarik ke dalam mulut dengan pemompaan silia. Air keluar melalui celah dan makanan yang terjerat akan dialirkan masuk ke dalam saluran pencernaan.

SUBFILUM VERTEBRATA

Vertebrata dibagi menjadi 3 kelas ikan (seringkali disebut juga superkelas Pisces) dan 4 kelas vertebrata darat (superkelas Tetrapoda atau hewan berkaki empat).

Superkelas Pisces
Kelas Agnatha
Agnatha merupakan anggota vertebrata paling primitif. Namanya berasal dari bahasa Yunani, yang berarti tanpa rahang. Bentuknya seperti belut yang tidak memiliki rahang. Ikan tersebut dapat mencapai panjang 1 m. Tubuhnya disokong oleh skeleton berkartilago (tulang rawan). Kulitnya yang lembut tidak memiliki sisik. Karena tidak memiliki sirip yang berpasangan, Agnatha bergerak dengan gerakan undulasi. Jantung  terdiri dari 2 ruangan (1 atrium, 1 ventrikel) dengan arkus aortikus yang banyak pada daerah insang, eritrosit bernukleus.

Ikan Lamprey dengan mulut tipe mangkuk penhisap dan gigi seperti parut
Struktur tubuh ikan Lamprey

Contoh anggota Agnatha adalah ikan lamprey air tawar (Lampreta sp.) dan lamprey air laut (Petromyzon sp.).

Kelas Chondrichthyes
Anggota kelas ini adalah ikan-ikan, contohnya ikan hiu, ikan pari, dan belut listrik, dengan seluruh endoskeleton tersusun atas tulang rawan (kartilago) dengan sedikit kalsifikasi. Kulitnya terbuat dari ribuan susunan berstruktur seperti gigi yang dikenal sebagai sisik plakoid. Susunan seperti itu membuat kulit hiu bertekstur seperti ampelas. Mulutnya terdapat di sebelah ventral kepala yang dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam. Gigi tersebut sebenarnya adalah sisik plakoid yang dimodifikasi dan tumbuh berbaris. Jika salah satu gigi rusak, maka gigi itu akan tanggal dan gigi berikut di belakangnya maju ke depan untuk menggantikannya. Sebagian besar hiu adalah karnivora dan memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Hiu juga sangat peka terhadap getaran berfrekuensi rendah. 
Struktur Tubuh Ikan Hiu

Umumnya Chondrichthyes hidup di laut. Insangnya berupa 5-7 pasang celah insang tanpa operkulum (tutup insang). Karena tidak memiliki gelembung renang, ikan hiu harus terus berenang, sekalipun dalam keadaan tidur, agar dapat terus mengapung. Dengan terus berenang, ikan hiu juga dapat memperoleh oksigen untuk pernapasannya karena air akan terus masuk ke celah insangnya. 



Ekor hiu bertipe heteroserkal. Siripnya merupakan struktur berdaging. Pada hiu jantan, di bagian tepi dalam dua sirip pelvisnya terdapat klasper yang merupakan alat kopulasi yang akan dimasukkan ke dalam oviduk hiu betina melalui kloaka (pembuahan internal). Hiu ada yang merupakan ovipar (ikan hiu anjing bertutul), dan vivipar (ikan hiu martil).


Kelas Osteichthyes
Osteichthyes merupakan kelompok ikan bertulang sejati (Yunani: osteon berarti tulang). Mulutnya terletak di ujung kepala dan insang tertutup operkulum (tutup insang). Insang terdiri dari serangkaian filamen yang mengandung banyak kapiler. Ikan-ikan yang hidup di tempat berlumpur, contohnya ikan lele (Clarias batrachus), memiliki organ pernapasan tambahan di dekat insangnya. Organ tersebut dinamakan labirin, terdiri atas kantung-kantung yang mengandung banyak pembuluh darah. Labirin berfungsi memperluas daerah pertukaran gas. 

Sirip merupakan struktur bermembran dengan jari-jari bertulang. Sebagian besar Osteichthyes memiliki 2 pasang sirip dan ekornya bertipe difiserkal. Tubuhnya dapat mengapung di dalam air karena memiliki gelembung renang. Pada ikan laut dalam jenis tertentu, gelembung renang berubah menjadi organ penyimpan lemak. 

Struktur ikan kelas Osteichthyes

Sebagian besar ikan memiliki indra pembau dan indra penglihat yang berkembang baik. Semua jenis ikan memiliki indra yang tidak dimiliki oleh hewan darat, yaitu gurat sisi, yang biasanya terdapat di sepanjang sisi tubuhnya dari kepala hingga ekor. Gurat sisi membantu ikan untuk berenang, mengenali kedalaman, dan mendengar dengan cara mengenali gelombang tekanan serta gelombang bunyi. Pembuahan berlangsung secara eksternal. 

Superkelas Tetrapoda




Tidak ada komentar:

Posting Komentar